Rabu, 17 Mei 2017

Gertak China Lagi!, Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI Latihan Besar di Natuna

Armada udara dari Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI AU. Foto: puspen TNI AU
Kepulauan Natuna kembali menjadi pilihan bagi TNI untuk latihan. Ini bukan kali pertama pulau terluar Indonesia di Laut China Selatan ini menjadi pilihan medan latihan. Sebelumnya sudah digelar latihan Armada TNI AL dan latihan anak cabang gabungan matra darat. Kali ini, TNI akan menggelar latihan yang lebih besar lagi, yaitu latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC).


Tentu saja ada muatan politis, latihan ini hanya berjarak kurang dari setengah tahun diadakan unjuk kekuatan dan latihan militer skala besar di Natuna yang dihadiri oleh Presiden Jokowi akhir tahun lalu, lha kok sekarang TNI sudah kembali menggelar latihan gabungan respon cepat yang dikenal dengan sebutan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat). Latihan puncak ini pada Jumat Wage tanggal 19 Mei 2017 di Tanjung Datuk Natuna juga akan dihadiri Presiden Jokowi dan seluruh Gubernur di Indonesia.

Mengapa di Natuna lagi, karena ini adalah pertaruhan gengsi berteritori yang paling menentukan. Sebab di seberang utara sana geliat lidah naga semakin menjulur dan sering memercikkan percikan gelombang laut yang menerpa ke segala arah. Penampilan unjuk kekuatan militer Indonesia di pangkalan militer Natuna yang berulang kali tentu menarik untuk dicermati.

Boyongan alutsista dari pulau Jawa dua minggu terakhir ini begitu terasa. Antara lain MLRS Astros II Mk.6, tank Leopard, IFV Marder, artileri Caesar Nexter, artileri KH-179, UAV, radar mobile, sejumlah KRI striking force, KRI logistik, Tank amfibi, RM-70 Grad/Vampire, pesawat C-130 Hercules, jet tempur, helikopter dan sebagainya. Lanud strategis yang mendukung adalah Halim Jakarta, Pekanbaru, Pontianak, Batam dan Natuna bersama 6000 pasukan TNI.

Natuna adalah pagar teritori yang patut diwaspadai karena lalulintas militer di Laut China Selatan begitu tinggi tensinya. China sudah membangun pangkalan militernya di kawasan itu dan seakan tidak terbendung lagi untuk menancapkan hegemoninya di perairan kaya energi fosil itu. Meski dengan kepulauan Natuna tidak mengklaim tapi China dengan tegas menyatakan bahwa perairan ZEE Natuna bersinggungan dengan klaim teritorinya.

Nah kita harus cepat mengantisipasinya. Tidak bisa lagi ada statemen kita tak punya musuh, semuanya kawan dan kita tidak cari musuh. Ya semua negara di kawasan ini kawan kita, sahabat kita tetapi sebagai bagian dari antisipasi untuk pertahanan teritori adalah sangat wajar kita perkuat militer kita. Jangan terlambat Om, apalagi terlambat mikir.

Ini adalah pamer kekuatan pada semua negara yang berkonflik di Laut China Selatan, jangan sekali-kali mengusik Kepulauan Natuna dan perairanya atau kita pukul dengan cepat dan mematikan.

Jayalah TNI, Jagalah Indonesia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar