Prabowo Subianto saat ditugaskan di Papua tahun 1980 |
Yang ketiban untuk melaksanakan tugas ini adalah Den 81 yang saat itu dipimpin oleh Prabowo. Sasaran mereka adalah suatu lokasi di wilayah PNG, sekitar 50 km dari tapal batas perbatasan dengan Indonesia. Pasukan ini berangkat dari Jayapura naik heli, kemudian sampai di suatu tempat dan melanjutkan misi dengan perahu karet agar tidak terdeteksi otoritas PNG.
Perjalanan dengan perau karet menuju lokasi sasaran terhadang oleh besarnya ombak (dini hari) di perairan sebelah utara PNG. Seorang anggota Kopassus sampai terluka cukup parah untuk mempertahankan perahu dari terjangan ombak. Akhirnya mereka berhasil sampai di titik pendaratan, dan langsung bergerak menuju lokasi sasaran.
Setiba di lokasi, unit kopassus ini segera mencari tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi penimbunan pasokan senjata. Namun hasilnya nihil. Tapi mereka tidak menyerah. Setelah menunggu selama dua hari dua malam, akhirnya mangsa mereka muncul. Dua orang kulit putih muncul dari balik rimbunnya hutan PNG, melintasi posisi pasukan kopassus yag sama sekali tidak mereka rasakan keberadaannya.
Segera kedua orang ini diamankan. Setelah diperiksa dan diinterogasi, keduanya diketahui sebagai agen Australia. Mereka kemudian menunjukkan lokasi tempat helikopter Australia mengedrop pasokan senajata dan amunisi untuk OPM. Sayang, karena persediaan menipis, Kopassus tidak punya waktu untuk menunggu sampai terjadinya pengedropan tersebut.
Kedua bule itu dibawa kembali ke Indonesia. Dan beberapa bulan kemudian diekstradisi ke Australia. Sejak saat itu, Australia tidak berani bertindak macam-macam lagi (mungkin karena malu ketahuan). Mereka juga baru sadar kalau kopassus mampu melakukan operasi jauh di dalam wilayah musuh. Bahkan tidak menutup kemungkinan kopassus bisa beroperasi di pedalaman Australia tanpa terdeteksi. Inilah yang kemudian membuat nama Kopassus sangat disegani oleh tentara Aussie.
Cerita lengkapnya ada di buku Kopassusnya Ken Conboy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar